Cari Blog Ini

Adsense Indonesia

Mengenai Saya

Foto saya
sleman, yogyakarta, Indonesia
saya membuat blog ini hanya sebagai pembelajaran saya selama kul... ap yg saya dapatkan akan saya tulis disini... semoga bermanfaat..

Selasa, 22 Maret 2011



WASPADAI PENYAKIT KENCING TIKUS DI MUSIM PENGHUJAN
Selasa, 14 September 2010

Selama musim penghujan seperti saat ini, masyarakat menjadi rawan terjangkit berbagai macam penyakit. Genangan air yang timbul akibat hujan akan semakin menyuburkan perkembangbiakan sejumlah virus dan bakteri. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai adalah leptospirosis atau penyakit kencing tikus.
Leptospirosis adalah salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman leptospira. Kuman ini berwujud spiral yang terdapat pada air seni (kencing) hewan seperti tikus (mayoritas), sapi, kambing, anjing, babi dan lain-lain. Penyakit ini sangat berbahaya karena bersifat zoonosis, artinya selain dapat menyerang hewan juga dapat menyerang manusia.
Sejauh ini tikus adalah reservoir (sumber) dan sekaligus penyebar utama penyakit leptospirosis. Sedangkan untuk jenis hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, juga dapat menularkan leptospirosis ke manusia, namun tidak sehebat tikus.
Leptospirosis juga biasa disebut dengan penyakit demam banjir, meski sebenarnya bisa saja muncul di musim kemarau. Namun saat musim penghujan tiba, kemungkinan orang untuk tertular penyakit ini lebih besar. Hal ini disebabkan bakteri leptospira yang berasal dari hewan bisa mengendap di tanah dan bertahan sampai hitungan bulan. Begitu ada banjir, bakteri yang mengendap di dalam tanah terbawa air dan menempel di lantai, dinding, perabot, dan benda-benda yang terkena banjir.
Penyebab lain, ketika banjir penyakit leptospirosis lebih mudah berjangkit karena sarang-sarang tikus menjadi terendam. Tikus pun akan segera mencari tempat yang aman. Pada saat tikus-tikus mengungsi, kandung kemihnya yang lemah membuat urine lebih mudah berceceran di berbagai tempat.
“Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir atau daerah yang rawan banjir sangat rentan terkena serangan penyakit leptospirosis. Bentuk penularan sebenarnya juga bisa dari gigitan hewan pengerat ini. Karena pernah ada kasus kematian akibat gigitan tikus pada manusia,” ujar dr Rumi Sekarsati, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Orthopedi Surakarta.
Menurut dokter yang akrab di sapa Rumi ini, manusia dapat terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. “Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira dengan masa inkubasi selama 4 hingga 17 hari. Namun rata-rata 10 hari,” papar Rumi.
Sulit Didiagnosis
Gejala orang yang terkena leptospirosis dapat dilihat dari tanda-tanda yang dikeluhkan seperti tubuh menjadi demam tinggi naik turun, nyeri di bagian mata dan kepala, mual, muntah, hilang nafsu makan, serta menggigil. “Penyakit ini sulit didiagnosis karena memiliki gejala yang mirip dengan demam lainnya. Namun ada gejala yang khas untuk mengetahuinya yaitu mata menjadi kuning sampai dengan oranye (conjutiva suffusion), warna air kencing seperti teh, dan yang paling membedakan adalah adanya nyeri pada bagian sekitar paha dan betis jika ditekan,” terang Rumi.

Pemeriksaan untuk mendeteksi kuman leptospira di dalam tubuh akan lebih akurat jika dilakukan pengujian di laboratorium dengan melakukan pemeriksaan urine pada mikroskop medan gelap. Jika dari hasil pemeriksaan ditemukan kuman leptospira pada air seni maka dapat di pastikan telah terjangkit kencing tikus. Penderita yang dalam kondisi sangat parah jika tak segera ditangani akan mengakibatkan kerusakan jaringan hati bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal.
Sebagai bentuk pencegahan Rumi menyarankan, biasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakai sepatu bot, terutama pada luka, borok, atau eksim. Biasakan pula untuk membasuh tangan sehabis menangani hewan, ternak, atau membersihkan gudang, dapur, dan tempat-tempat kotor. “Tempat-tempat yang kemungkinan bisa dijadikan sarang tikus, segera dibersihkan agar bakteri leptospira yang mematikan tidak berkembang biak. Atau dapat pula dengan melakukan pengendalian perantara leptospira misalnya dengan memasang racun dan jebakan tikus,” imbaunya

Tidak ada komentar: